Suatu saat ada seseorang yang datang padaku, “Apakah kamu ingin memiliki hidup yang bahagia?”
Tanpa ragu jelas aku menjawab pasti. Aku masih manusia normal yang punya mimpi hidup bahagia dan memutuskan untuk bahagia.
“Kalau kamu memang ingin hidup bahagia, aku akan menguji seberapa besar keinginanmu untuk jadi bahagia. Sekarang pikirkan satu orang yang paling kamu cintai, orang paling berharga dalam hidupmu.”
Hmm…aku berpikir, hanya satu orang saja? Tidak terlalu sulit. Sebuah nama telah muncul di pikiranku. Seseorang yang telah menjadi orang paling berharga dalam hidupku dalam empat tahun ini. Satu – satunya orang yang mengembalikan rasa kehilanganku selama belasan tahun akan suatu rasa.
“Sudah?”
“Ya…”
“Sekarang tentukan pilihan, ketika kamu diharuskan memilih antara seorang itu dengan kebahagiaan, mana yang kamu pilih?”
“Harus memilih?”
“Iya, boleh dipikir – pikir dulu.”
“Tak perlu. Aku sudah memilih seseorang itu.”
“Yakin? Seseorang itu sangat mungkin membuatmu marah, sedih, sakit, dan merasakan kepahitan. Mana mungkin kamu bisa bahagia?”
“Bahagia bukan hanya sekedar senang. Orang yang tidak kita kenal pun bisa melakukan itu semua. “Merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan bukan berarti tidak bahagia kan?”
“Kalau kamu memilih kebahagiaan dibanding orang itu, kamu akan bahagia selamanya.”
“Mustahil.”
“Kenapa?”
“Boleh aku buang salah satu sepatu yang kamu pakai?”
“Hmmm…???”
“Itulah yang akan terjadi jika aku tidak memilih seseorang itu. Aku hanya memiliki setenngah kebahagiaan dalam hatiku, sementara sisanya ada dalam tangannya.”
“Jadi siapa orang itu?”
“Siapa saja.”
"???"
"Tuhan itu cukup teliti untuk memberikan kebahagiaan di saat dan bersama orang yang tepat." ^^
*de
Tanpa ragu jelas aku menjawab pasti. Aku masih manusia normal yang punya mimpi hidup bahagia dan memutuskan untuk bahagia.
“Kalau kamu memang ingin hidup bahagia, aku akan menguji seberapa besar keinginanmu untuk jadi bahagia. Sekarang pikirkan satu orang yang paling kamu cintai, orang paling berharga dalam hidupmu.”
Hmm…aku berpikir, hanya satu orang saja? Tidak terlalu sulit. Sebuah nama telah muncul di pikiranku. Seseorang yang telah menjadi orang paling berharga dalam hidupku dalam empat tahun ini. Satu – satunya orang yang mengembalikan rasa kehilanganku selama belasan tahun akan suatu rasa.
“Sudah?”
“Ya…”
“Sekarang tentukan pilihan, ketika kamu diharuskan memilih antara seorang itu dengan kebahagiaan, mana yang kamu pilih?”
“Harus memilih?”
“Iya, boleh dipikir – pikir dulu.”
“Tak perlu. Aku sudah memilih seseorang itu.”
“Yakin? Seseorang itu sangat mungkin membuatmu marah, sedih, sakit, dan merasakan kepahitan. Mana mungkin kamu bisa bahagia?”
“Bahagia bukan hanya sekedar senang. Orang yang tidak kita kenal pun bisa melakukan itu semua. “Merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan bukan berarti tidak bahagia kan?”
“Kalau kamu memilih kebahagiaan dibanding orang itu, kamu akan bahagia selamanya.”
“Mustahil.”
“Kenapa?”
“Boleh aku buang salah satu sepatu yang kamu pakai?”
“Hmmm…???”
“Itulah yang akan terjadi jika aku tidak memilih seseorang itu. Aku hanya memiliki setenngah kebahagiaan dalam hatiku, sementara sisanya ada dalam tangannya.”
“Jadi siapa orang itu?”
“Siapa saja.”
"???"
"Tuhan itu cukup teliti untuk memberikan kebahagiaan di saat dan bersama orang yang tepat." ^^
*de
No comments:
Post a Comment